Friday, July 18, 2014

(life from adelaide series) Life Orientation 1

Hari hari pertama hidup jauh dari keluarga dan jauh dari kebisingan, polusi, panas, dan lain-lain sungguh menantang. Suhu udara winter bulan juli sudah membuat bulu kuduk selalu bergetar, siang hari berkisar 16 derajat dan dini hari sampai pagi berkisar 2-8 derajat. Ditambah lagi dengan frekuensi turunnya hujan yang tinggi.

Tinggal di kos-kosan yang bernuansa jawa timur sangat membantu proses adaptasi. Dengan 4 orang teman serumah yang berasal dari jawa timur membuat percakapan sehari-hari tetap memakai bahasa jawa, lama-lama ilang dah bahasa inggrisnya :D <semoga tidak>..

Minggu pertama di adelaide terisi dengan beberapa kali jalan <naik bis> ke kampus di teras utara <north terrace>. Register ulang sebagai mahasiswa international plus kuliah singkat terkait program-program orientasi yang akan diselenggarakan tgl 21 - 24 besok.

Kampus north terrace berjarak sekitar 6 km dari kos. Hari pertama ke kampus, aku dan mas and*, temen sekelas di UI yang juga mengajakku tinggal di kosan sekarang diantar mas Ardi*an <senior yang sedang ambil PhD> naik metro adelaide. Metro Adelaide adalah andalan transportasi umum bagi penduduk adelaide, menghubungkan CBD <pusat kota Adelaide> dengan sub urban dengan tarif yang murah <klo dirupiahin mahal si :x >. Sistem bayarnya ada dua; pakai kartu berlangganan dan bayar langsung di sopir. Berhubung ane dan mas and* belum punya kartu Metro dengan pd nya kami beli tiket langsung ke om sopir dengan memakai uang pecahan gede <baru ambil di ATM>, karena masih pagi, om sopirnya kagak punya kembalian, akhirnya kami dipersilahkan naik gratis metro adelaide :D

15-20  menit sampai di depan kampus, biar jadi penduduk adelaide yang baik, kami beli kartu langganan di warung pinggir jalan <baca : toko>, $3 plus credit $10 yang bisa dipakai untuk naik bus, trem dan krl dengan tarif sama. Dengan asumsi harga sekali naik pada jam biasa $1.6 dan peak hour skitar $0.6 , kami harus isi ulang lagi 4 harian, lumayan. Nanti kalau misalnya frekuensi naik bisnya sering, bisa beli yang berlangganan sebulan.

Untuk urusan ibadah, di kampus Adelaide ada satu ruagan mushola yang lumayan lebar terletak di lantai atas gedung union. Biasanya banyak orang keturunan timur tengah yang nongkrong di situ. Ibadah jumatan juga dilaksanakan di mushola dengan dikhatibi dan diimami oleh orang keturunan iran kali yak. Sebenarnya ada satu masjid besar di Adelaide yang juga dipakai komunitas islam untuk sholat jumatan, tapi ane belum tahu tempatnya. Toleransi beragama di sini lumayan bagus. Dengan beragamnya etnis masyarakatnya, tidak pernah sekalipun ada gesekan diantara mereka. Masjid memang tidak diperbolehkan memakai pengeras suara, namun gereja juga tidak boleh berisik :D . Selisih satu rumah di kanan kos adala gereja, tapi setiap ada ibadah, sama sekali tidak terdengar suara lonceng maupun nyanyian-nyanyian.








No comments:

Post a Comment